CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 07 September 2013

kelangsungan hidup organisme

KELANGSUNGAN HIDUP ORGANISME
 

Kelangsungan hidup organisme dapat terjad melalui 3 mekanisme yaitu adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan.

A.   ADAPTASI
Penyesuaian diri dari suatu jenis makhluk hidup terhadap lingkungannya untuk mempertahankan dirinya disebut adaptasi. Ada tiga cara adaptasi makhluk hidup, yaitu adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah laku.
1.    Adaptasi Morfologi
Penyesuaian bentuk tubuh, struktur tubuh, atau alat-alat organime terhadap lingkungannya. Anda dengan mudah dapat mengamati adaptasi morfologi karena perubahan yang terjadi merupakan perubahan bentuk luar. Contoh adaptasi morfologi adalah sebagai berikut.
a.       Jenis-jenis paruh burung dan kaki burung sesuai dengan jenis makanan dan habitatnya.
1)      Paruh dan jari kaki burung elang sesuai untuk memakan daging.
2)      Paruh ddan jari kaki bebek sesuai untuk memakan ikan, cacing di lumpur.
3)  Paruh bebentuk pahat kecil dan kuat untuk memahat pohon dan menemukan serangga di dalamnya, dan jari kaki burung pelatuk untuk memanjat pohon.
b.      Adaptasi mulut serangga sesuai dengan jenis makanannya.
1)      Tipe mulut menggigit dan mengunyah makanan pada belalang, dan jangkrik.
2)    Tipe mulut penghisap dengan alat, seperti belalai panjang dan dapat digulung. Untuk menghisap madu pada kupu-kupu.
3)      Tipe mulut penghisap – penjilat pada lebah dan lalat.
4)      Tipe mulut penghisap – penusuk pada nyamuk.
c.       Adaptasi tumbuhan berdasarkan habitatnya.
1)      Xerofit, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang kering, cntohnya kaktus. Cara adaptasi xerofit, antara lain mempunyai ukuran yang kecil, mengalami modifikasi menjadi duri, batang dilapisi lapisan lilin yang tebal, dan berakar panjang sehingga berjangkauan luas sangat luas.
2)    Higrofit, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan lembab, mempunyai daun tipis dan lebar. Permukaan daun memiliki banyak mulut daun atau stomata sehingga dapat mempercepat proses penguapan. Contohnya tumbuhan keladi, paku, dan lumut.
3)   Hidrofit, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan berair, contohnya teratai, eceng gondok. Cara adaptasi hidrofit antara lain berdaun lebar dan tipis, mempunyai banyak stomata, mempunyai rongga antar sel yang berisi udara untuk memudahkan mengapung di air.
2.    Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat tubuh organisme terhadap lingkungannya.
a.       Adaptasi fisiologi pada manusia
1)    Jumlah sel darah merah orang yang tinggal di pegunungan lebih banyak jika dibandingkan orang yang tinggal di pantai/daratan rendah.
2)      Ukuran jantung para atlet rata-rata lebih besar daripada ukuran jantung orang biasa.
3)      Pada saat udara dingin, orang cenderung lebih banyak mengeluarkan urine (ar seni).
b.      Adaptasi fisiologi pada hewan
1)  Hewan ruminantia, misalnya sapi, kambing, kerbau yang di dalam saluran pencernaannya terdapat enzim selulase, yang berfungsi untuk mencerna selulose yang menyusun dinding sel tumbuhan, dengan enzim selulase maka makanan lebih mudah dicerna.
2)    Teredo novalis, adalah mollusca yang di dalam saluran pencernaannya terdapat enzim selulase untuk membantu menguraikan selulose yang ada pada kayu galangan kapal, kayu tiang-tiang pelabuhan yang menjjadi makanannya.
3)   Ikan yang hidup di air laut banyak minum dan sedikit mengeluarkan urine yang pekat dan kelebihan garam yang turut terminum akan dikeluarkan lagi ke dalam air laut melalui insang secar aktif. Sedangkan sedangkan ikan yang hidup di air tawar sedikit minum danbanyak mengeluarkan urine dan menggunakan insangnya secara aktif untuk mengikat garam yang terlarut dalam air.
c.       Adaptasi fisiologi pada tumbuhan
1)      Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh serangga mempunyai bunga yang berbau khas.
2)    Tumbuhan tertentu menghasilkan zat yang dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan lain atau melindungi diri terhadap herbivora. Misalnya, semak Azalea di Jepang bahan kimia racun sehingga rusa tidak mamakan daunnya.
3.    Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian organisme terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah laku.
a.       Adaptasi tingkah laku pada hewan
1)  Bunglon melakukan melakukan mimikri. Dengan mengubah warna kulitnya sesuai dengan lingkungannya, bunglon terlindungi dari pemangsanya sekaligus tersamar dari hewan yang akan dimangsanya sehingga bunglon dapat terhindar dari bahaya.
2)     Cumi-cumi mengeluarkan tinta/cairan hitam ketika ada bahaya yang mengancamnya. Cumi-cumi juga mamu mengubah warna kulitnya sesuai dengan warna lingkungannya.
3)    Secara berkala, paus muncul di permukaan air untuk menghirup udara dan menyeprotkan air. Paus melakukan tindakan demikian karena alat pernapasannya berpa paru-paru tidak dapat memanfaatkan oksigen yang terlarut dalam air.
4)    Dalam keadaan bahaya, cecak melakukan autotomi, yaitu memutuskan ekornya. Ekor cecak yang terputus tetap dapat bergerak ehingga perhatian pemangsanya beralih ke ekor tersebut dan cecak dapat menyelamatkan diri.
b.      Adaptasi tingkah laku pada tumbuhan
1)   Pada saat lingkungan dalam keadaan kering, tumbuhan yang termasuk suku jahe-jahean akan mematikan sebagian tubuhnya yang tumbuh di permukaan tanah.
2)      Pada musim kemarau, tumbuhan tropofit, misalnya pohon jati dan randu, menggugurkan daunnya.

B.   SELEKSI ALAM
Seleksi alam adalah pemilihan makhluk hidup yang dapat hidup terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh lingkungan sekitar dan terjadi secara alamiah. Bisa juga diartikan sebagai musnahnya beberapa makhluk hidup karena tidak dapat beradaptasi. Contohnya kupu-kupu Biston betularia yang hidup di Inggris setelah revolusi industri lebih banyak berwana hitam karena polusi asap menyamarkan pandangan pemangsanya. Sedangkan kupu-kupu yang berwarna selain hitam punah.
Penyebab punahnya suatu organisme antara lain :
1.    Perubahan iklim
2.    Tingkat reproduksi yang rendah
3.    Terdesak oleh populasi lain
4.    Ulah manusia
5.    Bencana alam

C.   PERKEMBANGBIAKAN
Perkembangbiakan (reproduksi) merupakan ciri makhluk hidup yang yang penting karena bertujuan melestarikan jenisnya agar tidak punah. Terdapat dua macam reproduksi yaitu, generatif dan vegetatif.
Tabel perbedaan reproduksi generatif dan vegetatif.
Perbedaan
Generatif
Vegetatif
Induk
2 induk
1 induk
Proses
Didahului peleburan gamet (fertilisasi)
Tanpa didahului peleburan gamet
Sifat keturunan
Bervariasi, perpaduan ddari 2 induk
Sama dengan induk
Reproduksi
Secara kawin
Tak kawin

1.    Secara Vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif pada hewan dan tumbuhan adalah dengan cara-cara sebagai berikut.
a.       Pembelahan biner, contoh: Protozoa
b.      Fragmentasi (memisahkan sebagian koloni, tubuhnya), contoh: Volvox, Cacing pita.
c.       Sporalasi (dengan membentuk spora), contoh: Plasmodium.
d.      Tunas atau gemule, contoh: Hydra, Porifera, Coelenterata, Pisang.
e.      Partenogenesis (individu baru berasal dari sel telur yang tidak dibuahi), contoh: semut jantan dan lebah betina.
f.        Regenerasi (pembenukan kembali bagian tubuh yang hilang), contoh: cacing Planaria dan bintang laut. Pada tumbuhan biji, hal seperti ini disebut reproduksi vegetatif buatan dengan stek dan cangkok.
2.    Secara Generatif
Perkembangbiakan secara genertif pada hewan adalah dengan cara pembuahan, individu baru berasal peleburan sel kelamin betina (sel telur) dan sel kelamin jantan (spermatozooa).
a.       Konjugasi, yaitu reproduksi pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya, antara individu jantan dan betina belum bisa dibedakan. Contoh: Spirogyra (ganggang hijau) dan Paramecium.
b.   Isogami, yaitu peleburan dua sel gamet atau kelamin yang sama besar. Contoh: Clamydomonas (ganggang biru).
c.  Anisogami, yaitu peleburan dua sel gamet yang besarnya tidak sama. Gamet 1 lebih kecil (mikrogamet) dan gamet 2 lebih besar (makrogamet). Contoh: Ulva (ganggang yang berbentuk lembaran) dan Plasmodium dalam tubuh nyamuk.
d.      Oogami bila satu tidak bergerak dan biasanya lebih besar. Contoh: jamur, sebagian Gymnospermae dan semua Anthofita, gametnya tidak berflagel.
3.    Secara Generatif dan Vegetatif
a.  Hydra, secara generatif membentuk sel kelamin pada ovarium dan testis, secara vegetatif dapat membentuk tunas.
b.      Lumut dan tumbuhan paku, secara metagenesis yaitu pergiliran fase generatif (membentuk sperma dan ovum) dan vegetatif (membentuk spora).
c.       Tumbuhan biji, secara generatif membentuk biji, dan secar vegetatif dengan cangkok, stek, rhizoma, geragih, umbi lapis, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar