KELANGSUNGAN HIDUP ORGANISME
Kelangsungan hidup organisme dapat terjad melalui 3
mekanisme yaitu adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan.
A.
ADAPTASI
Penyesuaian diri dari suatu jenis makhluk hidup terhadap
lingkungannya untuk mempertahankan dirinya disebut adaptasi. Ada tiga cara
adaptasi makhluk hidup, yaitu adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah laku.
1. Adaptasi Morfologi
Penyesuaian bentuk tubuh, struktur tubuh, atau
alat-alat organime terhadap lingkungannya. Anda dengan mudah dapat mengamati
adaptasi morfologi karena perubahan yang terjadi merupakan perubahan bentuk
luar. Contoh adaptasi morfologi adalah sebagai berikut.
a.
Jenis-jenis paruh burung dan kaki burung sesuai
dengan jenis makanan dan habitatnya.
1)
Paruh dan jari kaki burung elang sesuai untuk
memakan daging.
2)
Paruh ddan jari kaki bebek sesuai untuk memakan
ikan, cacing di lumpur.
3) Paruh bebentuk pahat kecil dan kuat untuk
memahat pohon dan menemukan serangga di dalamnya, dan jari kaki burung pelatuk
untuk memanjat pohon.
b.
Adaptasi mulut serangga sesuai dengan jenis
makanannya.
1)
Tipe mulut menggigit dan mengunyah makanan pada
belalang, dan jangkrik.
2) Tipe mulut penghisap dengan alat, seperti
belalai panjang dan dapat digulung. Untuk menghisap madu pada kupu-kupu.
3)
Tipe mulut penghisap – penjilat pada lebah dan
lalat.
4)
Tipe mulut penghisap – penusuk pada nyamuk.
c.
Adaptasi tumbuhan berdasarkan habitatnya.
1)
Xerofit, yaitu
tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang kering, cntohnya kaktus.
Cara adaptasi xerofit, antara lain mempunyai ukuran yang kecil, mengalami
modifikasi menjadi duri, batang dilapisi lapisan lilin yang tebal, dan berakar
panjang sehingga berjangkauan luas sangat luas.
2) Higrofit, yaitu
tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan lembab, mempunyai daun tipis
dan lebar. Permukaan daun memiliki banyak mulut daun atau stomata sehingga
dapat mempercepat proses penguapan. Contohnya tumbuhan keladi, paku, dan lumut.
3) Hidrofit, yaitu
tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan berair, contohnya teratai,
eceng gondok. Cara adaptasi hidrofit antara lain berdaun lebar dan tipis,
mempunyai banyak stomata, mempunyai rongga antar sel yang berisi udara untuk
memudahkan mengapung di air.
2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat tubuh
organisme terhadap lingkungannya.
a. Adaptasi fisiologi pada manusia
1) Jumlah sel darah merah orang yang tinggal di
pegunungan lebih banyak jika dibandingkan orang yang tinggal di pantai/daratan
rendah.
2)
Ukuran jantung para atlet rata-rata lebih besar
daripada ukuran jantung orang biasa.
3)
Pada saat udara dingin, orang cenderung lebih
banyak mengeluarkan urine (ar seni).
b. Adaptasi fisiologi pada hewan
1) Hewan
ruminantia, misalnya sapi, kambing, kerbau yang di dalam saluran
pencernaannya terdapat enzim selulase, yang berfungsi untuk mencerna selulose
yang menyusun dinding sel tumbuhan, dengan enzim selulase maka makanan lebih
mudah dicerna.
2) Teredo
novalis, adalah mollusca yang di dalam saluran pencernaannya terdapat enzim
selulase untuk membantu menguraikan selulose yang ada pada kayu galangan kapal,
kayu tiang-tiang pelabuhan yang menjjadi makanannya.
3) Ikan yang hidup di air laut banyak minum dan
sedikit mengeluarkan urine yang pekat dan kelebihan garam yang turut terminum
akan dikeluarkan lagi ke dalam air laut melalui insang secar aktif. Sedangkan
sedangkan ikan yang hidup di air tawar sedikit minum danbanyak mengeluarkan
urine dan menggunakan insangnya secara aktif untuk mengikat garam yang terlarut
dalam air.
c. Adaptasi fisiologi pada tumbuhan
1)
Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh
serangga mempunyai bunga yang berbau khas.
2) Tumbuhan tertentu menghasilkan zat yang dapat
menghambat pertumbuhan tumbuhan lain atau melindungi diri terhadap herbivora.
Misalnya, semak Azalea di Jepang bahan kimia racun sehingga rusa tidak mamakan
daunnya.
3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah
laku adalah penyesuaian organisme terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah
laku.
a. Adaptasi tingkah laku pada hewan
1) Bunglon melakukan melakukan mimikri. Dengan
mengubah warna kulitnya sesuai dengan lingkungannya, bunglon terlindungi dari
pemangsanya sekaligus tersamar dari hewan yang akan dimangsanya sehingga
bunglon dapat terhindar dari bahaya.
2) Cumi-cumi mengeluarkan tinta/cairan hitam ketika
ada bahaya yang mengancamnya. Cumi-cumi juga mamu mengubah warna kulitnya
sesuai dengan warna lingkungannya.
3) Secara berkala, paus muncul di permukaan air
untuk menghirup udara dan menyeprotkan air. Paus melakukan tindakan demikian
karena alat pernapasannya berpa paru-paru tidak dapat memanfaatkan oksigen yang
terlarut dalam air.
4) Dalam keadaan bahaya, cecak melakukan autotomi,
yaitu memutuskan ekornya. Ekor cecak yang terputus tetap dapat bergerak ehingga
perhatian pemangsanya beralih ke ekor tersebut dan cecak dapat menyelamatkan
diri.
b. Adaptasi tingkah laku pada tumbuhan
1) Pada saat lingkungan dalam keadaan kering, tumbuhan
yang termasuk suku jahe-jahean akan mematikan sebagian tubuhnya yang tumbuh di
permukaan tanah.
2)
Pada musim kemarau, tumbuhan tropofit, misalnya
pohon jati dan randu, menggugurkan daunnya.
B.
SELEKSI
ALAM
Seleksi alam adalah pemilihan makhluk hidup yang
dapat hidup terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh lingkungan
sekitar dan terjadi secara alamiah. Bisa juga diartikan sebagai musnahnya
beberapa makhluk hidup karena tidak dapat beradaptasi. Contohnya kupu-kupu Biston betularia yang hidup di Inggris
setelah revolusi industri lebih banyak berwana hitam karena polusi asap
menyamarkan pandangan pemangsanya. Sedangkan kupu-kupu yang berwarna selain
hitam punah.
Penyebab punahnya suatu organisme antara lain :
1.
Perubahan iklim
2.
Tingkat reproduksi yang rendah
3.
Terdesak oleh populasi lain
4.
Ulah manusia
5.
Bencana alam
C.
PERKEMBANGBIAKAN
Perkembangbiakan (reproduksi) merupakan ciri
makhluk hidup yang yang penting karena bertujuan melestarikan jenisnya agar
tidak punah. Terdapat dua macam reproduksi yaitu, generatif dan vegetatif.
Tabel perbedaan reproduksi generatif dan vegetatif.
Perbedaan
|
Generatif
|
Vegetatif
|
Induk
|
2 induk
|
1 induk
|
Proses
|
Didahului peleburan gamet (fertilisasi)
|
Tanpa didahului peleburan gamet
|
Sifat keturunan
|
Bervariasi, perpaduan ddari 2
induk
|
Sama dengan induk
|
Reproduksi
|
Secara kawin
|
Tak kawin
|
1. Secara Vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif pada hewan dan tumbuhan adalah
dengan cara-cara sebagai berikut.
a.
Pembelahan biner, contoh: Protozoa
b.
Fragmentasi (memisahkan sebagian koloni,
tubuhnya), contoh: Volvox, Cacing pita.
c.
Sporalasi (dengan membentuk spora), contoh:
Plasmodium.
d.
Tunas atau gemule, contoh: Hydra, Porifera,
Coelenterata, Pisang.
e.
Partenogenesis (individu baru berasal dari sel
telur yang tidak dibuahi), contoh: semut jantan dan lebah betina.
f.
Regenerasi (pembenukan kembali bagian tubuh yang
hilang), contoh: cacing Planaria dan bintang laut. Pada tumbuhan biji, hal
seperti ini disebut reproduksi vegetatif buatan dengan stek dan cangkok.
2. Secara Generatif
Perkembangbiakan secara genertif pada hewan adalah dengan
cara pembuahan, individu baru berasal peleburan sel kelamin betina (sel telur)
dan sel kelamin jantan (spermatozooa).
a.
Konjugasi,
yaitu reproduksi pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya, antara
individu jantan dan betina belum bisa dibedakan. Contoh: Spirogyra (ganggang
hijau) dan Paramecium.
b. Isogami, yaitu
peleburan dua sel gamet atau kelamin yang sama besar. Contoh: Clamydomonas
(ganggang biru).
c. Anisogami,
yaitu peleburan dua sel gamet yang besarnya tidak sama. Gamet 1 lebih kecil
(mikrogamet) dan gamet 2 lebih besar (makrogamet). Contoh: Ulva (ganggang yang
berbentuk lembaran) dan Plasmodium dalam tubuh nyamuk.
d.
Oogami bila
satu tidak bergerak dan biasanya lebih besar. Contoh: jamur, sebagian
Gymnospermae dan semua Anthofita, gametnya tidak berflagel.
3. Secara Generatif dan Vegetatif
a. Hydra, secara
generatif membentuk sel kelamin pada ovarium dan testis, secara vegetatif dapat
membentuk tunas.
b.
Lumut dan
tumbuhan paku, secara metagenesis yaitu pergiliran fase generatif
(membentuk sperma dan ovum) dan vegetatif (membentuk spora).
c.
Tumbuhan
biji, secara generatif membentuk biji, dan secar vegetatif dengan cangkok,
stek, rhizoma, geragih, umbi lapis, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar